Why Everyone’s Talking About EPR in the Packaging World
Why Everyone’s Talking About EPR in the Packaging World

Apa Itu EPR dalam Bisnis? Perusahaan F&B Wajib Tahu!

Seiring makin pentingnya isu sustainability di global supply chain, konsep Extended Producer Responsibility (EPR) mulai jadi spotlight di industri kemasan. Banyak negara sekarang memperketat regulasi, jadi kepatuhan terhadap EPR bukan lagi pilihan, tapi sudah jadi kewajiban untuk brand yang mau tetap relevan di era ini. Jadi, apa sebenarnya EPR itu, dan bagaimana produsen kemasan bisa siap menghadapi aturan ini?

Apa Itu EPR?

EPR atau Extended Producer Responsibilityadalah pendekatan kebijakan di mana produsen punya tanggung jawab lebih besar (baik secara finansial maupun fisik) atas pengelolaan produk setelah dipakai konsumen. Kalau di konteks kemasan, ini berarti brand dituntut untuk bertanggung jawab atas seluruh siklus hidup kemasannya, mulai dari produksi sampai bisa didaur ulang setelah digunakan.

Tujuannya mengurangi dampak lingkungan, mendorong desain yang lebih eco-friendly, dan mengalihkan biaya pengelolaan limbah dari masyarakat ke perusahaan yang menjual kemasan tersebut.

Mulai 2025 ke depan, makin banyak pemerintah di Eropa, Asia, sampai Amerika Utara yang memberlakukan atau memperketat regulasi EPR. Buat produsen kemasan, ini membuat desain yang mudah didaur ulang dan lebih efisien jadi faktor penting untuk bersaing sekaligus memenuhi aturan.

Baca Juga Mengenal PPWR: Regulasi Kemasan Terbaru dari Uni Eropa

Syarat Utama Kemasan Agar EPR-Friendly

Selain soal sustainability, merancang kemasan dengan prinsip EPR juga mengedepankan kepatuhan regulasi dan kesiapan untuk masa depan. Berikut beberapa unsur kemasan yang sesuai dengan prinsip EPR:

1. Menggunakan Satu Jenis Material (Mono-material)

Menggunakan satu jenis material, misalnya 100% paperboard, membuat proses daur ulang jauh lebih mudah. Berbeda dengan kemasan multi-layer yang menggabungkan plastik, foil, dan kertas, kemasan mono-material menghilangkan kebutuhan proses sortir dan pemisahan yang rumit. Ini sejalan dengan tujuan EPR untuk meningkatkan recyclability dan mengurangi limbah ke tempat pembuangan.

2. Labeling yang Jelas

Kemasan yang jelas menunjukkan cara mendaur ulangnya membantu konsumen membuangnya dengan benar. Bisa lewat instruksi cetak, simbol recycling yang mudah dikenali, atau QR code. Faktanya, survei tahun 2024 menunjukkan 82% konsumen lebih cenderung mendaur ulang produk jika ada instruksi yang jelas di kemasan, dan 71% lebih percaya pada klaim sustainability yang ditampilkan di packaging.

3. Komponen Kemasan Mudah Dipisahkan

Jika kemasan terdiri dari beberapa material seperti tutup, lapisan, atau segel, desainnya harus memungkinkan pemisahan secara manual atau mekanis dengan mudah. Ini meningkatkan tingkat recovery material dan sesuai dengan prinsip EPR yang menekankan design-for-disassembly atau konsep desain yang mudah dibongkar.

Baca Juga What the EU’s Single-Use Plastics Directive Means for Food and Beverage Companies

Foopak Paperboard Mendukung Anda dalam EPR

Siap menciptakan solusi kemasan yang sustainable? Bersama Foopak , ambil langkah nyata menuju masa depan yang lebih hijau.

Di Foopak, sustainability bukan sekadar slogan, tapi bagian inti dari bisnis. Rangkaian produk paperboard dan kertas penghalang kami dirancang untuk membantu brand tetap mematuhi regulasi EPR tanpa mengorbankan fungsi maupun estetika.

Banyak produk Foopak terbuat dari 100% virgin pulp sehingga tidak memerlukan lapisan plastik atau foil tambahan. Kami juga menyediakan opsi desain dan printing untuk memudahkan konsumen memahami cara mendaur ulang serta memperjelas labeling. Dengan desain yang ringan dan fleksibel, paperboard Foopak mudah ditangani, disimpan, dan didaur ulang, sekaligus memenuhi ekspektasi konsumen dan regulasi.

Seiring dengan perkembangan regulasi EPR, Foopak tetap berkomitmen pada inovasi, kepatuhan, dan mendukung brand dalam perjalanan menuju kemasan sirkular.

Scroll to Top