Mengenal Benny Chiadarma
Benny Chiadarma adalah Regional Sales Head for Foopak Europe, yang memimpin operasi komersial dan ekspansi strategis brand ini di pasar Eropa. Ia dipercaya memegang posisi tersebut setelah bertahun-tahun berkarier di bidang sustainable packaging, product management, dan international sales.
Sebelum jabatannya sekarang, Benny pernah memimpin tim product strategy dan development Foopak, Di sana, ia berperan penting dalam membentuk agenda sustainability perusahaan, meluncurkan solusi biodegradable, serta mendukung tercapainya berbagai sertifikasi hijau internasional. Kehadirannya turut memperkuat identitas Foopak sebagai pemain paperboard packaging yang visioner dan inovatif.
Berbasis di kantor pusat Foopak di Jakarta, Benny memimpin penjualan untuk wilayah Eropa sekaligus bekerja erat dengan jaringan distributor dan tim sales regional di berbagai negara. Ia mengedepankan inovasi praktis dan kolaborasi jangka panjang, serta terus mendorong misi Foopak dengan menyesuaikan strategi sales dan branding terhadap kebutuhan konsumen dan regulasi yang terus berkembang.
Q: Apa sebenarnya yang diharapkan pasar Eropa dari sustainable packaging saat ini?
“Pasar Eropa itu dinamis dan sangat berorientasi pada regulasi. Setiap negara punya aturan sendiri. Misalnya, Prancis menerapkan persyaratan ketat, berbeda dari Jerman atau Denmark. Tantangan terbesar di Eropa adalah standar yang terus berubah dengan cepat. Foopak tidak menunggu regulasi itu ditetapkan, tapi kami mengantisipasinya sejak awal.”
Q: Apa tantangan atau miskonsepsi paling umum saat memperkenalkan sustainable paperboard di Eropa, baik dari regulator, converter, maupun brand owner?
“Salah satu yang terbesar adalah betapa ketat dan detailnya persyaratan di sana. Bukan cuma soal keamanan pangan, sekarang brand juga menuntut kepatuhan di level ESG. Itu mencakup kesejahteraan tenaga kerja, traceability, hingga waste treatment.
Kami sering menerima form yang sangat detail dari klien, menanyakan bahan kimia apa saja yang tidak kami gunakan, program sosial apa yang kami jalankan, sampai bagaimana cara kami memperlakukan karyawan. Bahkan ada yang langsung mengirim auditor ke pabrik. Hal seperti itu bukan hal yang baru lagi, melainkan sudah jadi standar.”
Q: Bisa diceritakan bagaimana peran R&D atau upaya inovasi Foopak dalam memenuhi ekspektasi tersebut?
“Customer di Eropa menuntut lebih dari sekadar performance, mereka butuh bukti, terutama untuk material yang langsung bersentuhan dengan makanan. Sertifikasi itu wajib, mulai dari ISO 22000 sampai EC 1935/2004. Saat kami mengembangkan Foopak Bio Natura, kami tidak sekadar melakukannya demi formalitas, tapi kami melakukan tes untuk recyclability, compostability (baik industrial maupun home), dan status plastic-free.
PFAS adalah contoh yang bagus. Awalnya, regulasi hanya melarang beberapa jenis PFAS. Sekarang, ratusan jenis PFAS sudah dilarang. Kami secara proaktif menguji Foopak Bio Natura untuk Total Organic Fluorine jauh sebelum klien menanyakannya, karena kami sudah melihat betapa mendesaknya isu ini di AS dan Denmark.”
Q: Bagaimana peran sertifikasi produk atau penghargaan dalam strategi product development Foopak?
“Sangat penting. Sertifikasi bukan hanya untuk marketing; tapi juga memberi struktur dan validasi pada proses R&D kami. Dengan verifikasi pihak ketiga untuk compostability, food safety, dan plastic-free, kami bisa mengembangkan Foopak Bio Natura lebih jauh, baik dari sisi formula maupun proses produksinya. Sertifikasi juga memberi keyakinan di benak customer bahwa kami bukan sekadar membuat klaim, tapi benar-benar memberikan bukti.”
Q: Dengan banyak brand yang kini mengeklaim sebagai sustainable brand, apa yang membuat Foopak Bio Natura berbeda untuk aplikasi makanan dan minuman (F&B)?
“Walau kami tidak bisa menyebut nama brand secara spesifik, beberapa perusahaan food service besar di Eropa, termasuk di sektor fast food, airline catering, dan retail, sudah beralih ke Foopak Bio Natura. Transisi ini tidak selalu mulus. Beberapa klien awalnya menghadapi tantangan pada formability, daya tahan terhadap panas, atau penyesuaian material kami dengan peralatan yang sudah mereka gunakan.
Perbedaan utamanya terletak di dukungan teknis, di mana kami benar-benar hands-on. Alih-alih memberikan solusi generik, kami turun tangan untuk menyesuaikan material dengan kebutuhan spesifik setiap klien. Kolaborasi semacam ini terbukti krusial, karena Foopak tidak hanya menghasilkan sustainable packaging, tetapi juga menjaga performanya tetap andal dalam praktik sehari-hari.”
Q: Bagaimana pengalaman Anda sebagai Product Manager dalam pengembangan Foopak Bio Natura dan produk sustainable lainnya?
“Pengalaman sebagai Product Manager mengajarkan saya untuk menyeimbangkan kebutuhan pasar dengan apa yang realistis untuk diwujudkan secara teknis. Saya selalu percaya bahwa product development bukan hanya soal spesifikasi, tapi tentang menyelesaikan masalah nyata bagi customer. Mindset itu yang membantu membentuk Foopak Bio Natura menjadi seperti sekarang: bukan hanya material yang sustainable, tapi juga benar-benar bisa perform di mesin converter dan memenuhi tuntutan regulasi.”
Q: Bagaimana Foopak menyeimbangkan market demand, sustainability, dan innovation?
“Menyeimbangkan ketiganya memang bukan hal mudah. Tim R&D kami selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan customer saat ini, sekaligus bersiap menghadapi regulasi di masa depan. Kami sadar Foopak Bio Natura belum sempurna. Produk ini memang belum bisa sepenuhnya menggantikan plastik untuk produk dengan kadar air tinggi seperti karton susu, tapi sudah terbukti efektif untuk cups, trays, dan lunch boxes.
Tujuan jangka panjang kami adalah menggantikan lebih banyak produk berlapis PE dengan versi next-gen dari Foopak Bio Natura. Tahun depan kami akan meluncurkan mesin baru di Jawa Barat yang mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga enable a tenfold increase sepuluh kali lipatsehingga bisa memenuhi permintaan yang terus tumbuh sekaligus meningkatkan performa. Seiring semakin banyaknya wilayah, termasuk AS, Amerika Latin, dan Asia, bergerak menuju pengurangan plastik, inovasi ini akan menjadi semakin relevan.”
Q: Ke depannya, bagaimana Anda melihat perkembangan sustainable food packaging di Eropa, dan bagaimana Foopak memposisikan diri untuk memimpin (atau beradaptasi) di masa depan itu?
“Tantangannya akan semakin berat. Greenwashing kini jadi sorotan, dan setiap klaim sustainability harus benar-benar disertai bukti.
Kami juga aktif mengikuti pameran dan terlibat dalam asosiasi packaging, yang memberi kami visibility lebih awal terhadap perubahan regulasi yang terus berkembang.
Faktor penting yang mendorong perubahan packaging di Eropa datang lebih banyak dari regulasi dibanding permintaan konsumen. Itu berarti perusahaan seperti kami harus tetap agile dan selalu selangkah di depan perkembangan kebijakan.
Investasi kami dalam teknologi manufaktur baru akan memungkinkan peningkatan kapasitas dan kecepatan produksi. Hal ini krusial, karena timeline regulasi makin ketat, dan Foopak berkomitmen untuk tetap berada di depan, bukan sekadar ikut arus.”